Membahagiakan orang lain adalah membahagiakan diri sendiri. Sebab kita pun akan berbahagia bila orang lain senang. Sungguh kurasakan itu. Apalagi membahagiakan mereka yang kucintai. Meski kadang mereka tak menyadari upayaku sekuat tenaga dan pikiran untuk membahagiakan mereka. Terlihat atau tidak, terbalas atau tidak, pada akhirnya aku tetap merasakan kebahagiaan tersebut. Mungkin itulah hadiah dari Tuhan. Itulah ‘hikmah’.

Banyak orang yang membuat aku senang bila bertemu dengannya. Dari jauh saja aku sudah tersenyum menghampirinya. Lalu waktu seolah berhenti ketika aku nikmati suasana bersamanya. Puji syukur ya Tuhan, banyak pula orang yang senang bertemu denganku. Hidup terasa penuh keceriaan. Senyuman terlukis dimana-mana. Alangkah teramat-sangat indah jika setiap hari selalu banyak senyum yang aku lukis di wajahku dan terlukis di wajah orang yang menatapku.

Berbuat kebaikan sungguh tidaklah sulit. Hanya dengan baik pada diri sendiri, kita akan mudah untuk baik pada orang lain. Mungkin itu sebabnya kita sering mendengar nasihat untuk melihat diri sendiri sebelum melihat orang lain. Mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain.

Ternyata menghias kepribadian bukanlah pekerjaan yang sulit, melainkan sangat mudah dan menyenangkan. Kalaupun ada yang tak berbalas, bukan menjadi suatu kegagalan dari nilai kepribadian yang baik. Sebab utamanya adalah proses yang berlangsung untuk membahagiakan orang lain itulah yang memberikan kita hadiah tak ternilai.

Cantiknya kepribadian bukan diukur dari sebesar apa atau sebanyak apa kebahagiaan yang bisa kita berikan pada orang lain, tetapi cukup pada sebesar apa usaha kita membahagiakan orang lain, terlepas dari penerimaan atau penolakan yang kita terima sebagai balasan. No act of kindness, no matter how small, is ever wasted. Tak ada kebaikan yang sia-sia, betapapun kecilnya.

Di sisi lain, sesungguhnya menerima niat tulus orang lain untuk membahagiakan kita adalah juga upaya memberikan kebahagiaan kepada diri kita sendiri. Maka dunia akan penuh ketulusan dan keikhlasan. Tak ada pendustaan pada orang lain apa lagi pada diri sendiri. Dan ... aku ingin membahagiakan orang lain lagi hari ini, sekurang-kurangnya satu orang. ***