Manusia sering berhadapan dengan pilihan-pilihan. Ke kiri atau ke kanan? Sungguh-sungguh atau main-main? Jujur atau berdusta? Terus atau berhenti? Bicara atau diam? Berbaik hati atau jahat? Ikhlas atau dendam? Rendah hati atau angkuh? Menghormati atau menghina? Masih banyak lagi. Suka atau tidak, kita tetap harus memilih sekalipun semua pilihan adalah yang tidak baik. Syukurlah, terkadang manusia juga dihadapkan pada pilihan yang sama-sama baik dan kita tinggal memilih.
Ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan, kadang kita harus berfikir dahulu sebelum memilih. Kadang secara cepat saja tanpa berfikir lagi. Beberapa diantaranya baru kita sadari apa pilihan kita setelah kita memutuskan memilih.
Manusia juga banyak menemui hal yang berpasangan di dunia ini. Jauh-Dekat. Siang-Malam. Pria-Wanita. Atas-Bawah. Panjang-Pendek. Datang-Pergi. Lama-Sebentar. Terlampau banyak untuk disebutkan. Sungguh hidup penuh dengan pilihan. Termasuk apa-apa yang memang sudah "dipilihkan" untuk manusia. Mengenai hal-hal yang sudah "dipilihkan" untuk kita, berarti harus kita sadari bahwa ada hal-hal yang tak bisa kita pilih lagi.
Kalau boleh memilih, manusia tentu cenderung pada yang baik-baik. Kita memilih wajah rupawan untuk wajah kita. Kita memilih dilahirkan oleh ibu yang baik dan dibesarkan di dalam keluarga yang sejahtera-bahagia. Kita pasti memilih pasangan hidup yang baik.
Untung sekali manusia dianugerahi akal budi untuk memilih mana yang baik bagi dirinya.
Tetapi siapakah yang mampu menghindar dari ketetapan Yang Maha Kuasa? Begitu banyak pilihan dan keinginan. Namun manusia hanya wajib berupaya. Seringkali yang kita dapatkan adalah sesuatu yang sangat ingin kita hindari. Dan yang harus kita tinggalkan adalah sesuatu yang sangat kita dambakan. Hanya yang beruntung yang dapat memilih yang terbaik dalam hidupnya.
Banyak diantara kita yang menebus kebahagiaan dengan duka lara. Mencintai untuk disakiti. Menderita untuk sebuah kegagalan. Membuang keringat dan air mata untuk makan sehari-hari. Seumur hidup. Tetapi inilah hidup. Jika kita tak memilih hidup, berarti kita memilih mati. Betapapun beratnya, hidup tetap harus dijalani. Kebahagiaan memang bukan sesuatu yang mudah, tetapi juga bukan sesuatu yang mustahil. ***